0
Tadi pagi ada yang sholat shubuh?
Beberapa anak ada yang mengacungkan jarinya.
Ada yang sholat shubuh berjamaah di masjid? 
Hanya tersisa 3 anak yang mengacungkan jarinya.
Setelah ditelusuri ternyata yang rajin sholat shubuh berjamaah adalah yang orang tuanya rajin untuk membangunkan dan mengajak anak-anak mereka untuk sholat shubuh berjamaah.

Penggalan kisah di atas terjadi di tempat saya mengajar, bagaimana peranan orang tua mempengaruhi kebiasaan positif dari anak. Salah satu kasus adalah kebiasaan sholat shubuh berjamaah, dimana sholat shubuh di awal waktu dan berjamaah adalah pekerjaan yang sangat berat dilakukan bagi seorang anak kalau tidak mendapat dorongan yang hebat dari orang terdekat, dalam hal ini keluarga.

Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan dimana anak itu dibesarkan, keluarga, sekolah dan lingkungan tempat tinggal mereka. Dan keluarga adalah lingkungan yang paling berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Karena keluarga adalah tempat pertama dimana seorang anak berinteraksi.

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Dalam dunia psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Dari pengertian tersebut, bisa dikatakan karakter itu bisa dibentuk, diarahkan. Dan faktor terbesar pembentuk karakter yang baik adalah di lingkungan keluarga, yaitu orang tua.

Masa yang paling baik dalam pembentukan karakter seseorang adalah masa kanak-kanak, dimulai sejak usia 0 tahun sampai 6 tahun. Maka pada umur 0-6 tahun banyak orang menyebutnya sebagai masa emas anak (golden age). Dimasa ini potensi seorang anak mulai dikembangkan. Para orang tua diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam bersikap didepan anak-anak mereka.

Dorothy Law Nolte, dalam menyatakan dalam quotenya, “Bila seorang anak dibesarkan dengan kritik,ia akan belajar menghukum. Bila seorang anak dibesarkan dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan. Bila seorang anak dibesarkan dengan olokan, ia belajar menjadi malu. Bila seorang anak dibesarkan dengan rasa malu, ia akan belajar merasa bersalah. Bila seorang anak dibesarkan dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri. Bila seorang anak dibesarkan dengan keadilan,ia akan belajar menjalankan keadilan. Bila seorang anak dibesarkan dengan ketentraman, ia akan belajar tentang iman. Bila seorang anak dibesarkan dengan dukungan,ia akan belajar menyukai dirinya sendiri. Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan , ia akan belajar untuk mencintai dunia.”
Banyak para orang tua yang tidak menyadari hal-hal diatas, tentang bagaimana mendidik seorang anak. Apa yang diraih oleh seorang anak dimasa sekarang merupakan hasil dari didikan orang tua mereka dimasa kecil. Pendidikan yang baik diperlukan untuk membangun karakter yang baik untuk anak.

Terkadang orang tua tidak menyadari apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka ketika dewasa adalah akibat dari pola asuh yang mereka berikan pada anak-anak mereka di waktu kecil. Seorang anak yang lahir ibarat kertas putih yang masih kosong, polos, tanpa tulisan apapun. Tinggal bagaimana para orang tua menggoreskan, memberi warna pada kertas itu, apakah baik atau buruk.

Menjadi orang tua tidaklah mudah. Seorang anak bisa belajar hanya dengan melihat apa yang orang tua mereka lakukan, tanpa diajarkan, tanpa diminta untuk mendengarkan perkataan orang tua, tanpa melalui komunikasi. Dan apa yang mereka lihat, mereka belajar dan merekamnya dalam memori mereka. Robert Fulghum mengatakan, “Jangan mengkhawatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan Anda, khawatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati Anda”.


Post a Comment

Silakan isi komentar yang sopan!

 
Top